BERMULA
DARI COBA-COBA
Wajahnya
nampak lusuh, sama seperti pakaiannya yang nyaris compang-camping.
Sandal karetnyapun hanya sekedar saja untuk menahan terik matahari
yang membakar kulit telapak kaki hingga sekujur tubuhnya. Dengan
sedikit mengiba, ia menjulurkan tangannya ke jendela kaca mobil yang
mengantri di lampu merah kawasan Menteng Jakarta Pusat. Suparno
(46th) memang tidak sendiri. Di ruas jalan lainnya, beberapa pengemis
seperti dirinya setiap hari berharap belas kasihan dari pengendara
ataupun pejalan kaki yang melintas di situ.